Sekembalinya dari UK, aku langsung buru-buru retake tes IELTS (karna takut skillnya menguap haha) dan aku ingin berbagi pengalaman tsb di tulisan ini. Kebetulan pengalaman tes IELTS kali ini agak berbeda dari tes sebelumnya karna sekarang di Padang sudah bisa on computer. Yeay!
Jadi tanggal 9 Desember lalu aku melaksanakan tes IELTS di UPT Bahasa Universitas Negeri Padang, yang bekerja sama dengan British Council Indonesia. Untuk pendaftarannya bisa langsung menghubungi UPT Bahasa UNP, kontaknya bisa kamu dapatkan di website resmi mereka. Tapi aku pribadi mendaftar lewat Edlink Connex Padang karna kebetulan di tahun 2021 aku juga dibantu oleh mereka. Ohya untuk biaya tesnya Rp. 3.150.000 yes.
Di hari H aku datang ke UNP cukup pagi diantar oleh babang gojek haha. Waktu itu aku tidak sempat sarapan berat jadi hanya bermodalkan 2 biji sari roti dan sebotol air mineral. Aku sarankan sarapan dulu ya guys karna perut kosong beneran bisa mengganggu konsentrasi. Jangan lupa bawa kartu identitas yang digunakan saat pendaftaran, bisa pake KTP atau paspor.
Sekitar pukul 08.30 seluruh peserta diminta melakukan pengambilan data biometrik (sidik jari) dan foto. Setelah itu peserta dipersilakan bersiap-siap memasuki ruangan ujian. Karna ujian kali ini menggunakan komputer, jadi tempat duduknya sudah diatur untuk masing-masing peserta karna setiap peserta mendapatkan kode dan password untuk log in ke portal ujian. Sekitar pukul sembilan lewat beberapa menit, ujian pun dimulai.
Listening
Sebelum mulai mengerjakan soal, video simulasi diputarkan terlebih dahulu dan peserta diperkenalkan dengan fitur-fitur pada portal ujian seperti bagaimana cara mengatur tingkat kecerahan layar, volume earphone, dll. Setelah itu setiap peserta dipersilakan untuk mengerjakan soal. Jujur aku sangat terbantu dengan computer delivered test ini karna setiap monolog dan dialog pada soal terdengar sangat jelas melalui earphone hehehehe. Alhamdulillah aku merasa bisa menjawab soal dengan lancar, kecuali pada akhir sesi aku sedikit melamun jadinya ada beberapa soal yang aku jawab dengan asal-asalan haha.
Reading
Lanjut ke sesi reading. Di sesi ini tidak ada hambatan berarti, aku bisa mengerjakan soal dengan lancar dan tidak kehabisan waktu. Bahkan waktuku bersisa sekitar 10 menit sehingga aku bisa memeriksa kembali seluruh jawabanku. Pada sesi ini ada satu bentuk soal yang cukup unik yaitu ketika mencocokkan soal dengan jawaban. Contohnya ketika diminta untuk mencocokkan ide pokok dengan paragraf pada reading passage, kita menjawab dengan cara menarik jawaban ke kotak yang telah disediakan di sebelah soal (dalam hal ini ide pokok). Untungnya salah satu temanku sudah memberi tahu bahwa akan ada bentuk soal seperti ini jadi aku tidak kebingungan saat menjawab. Sesuai dengan pengalaman temanku, dia dulu cukup kebingungan dengan bentuk soal seperti ini hingga menyita waktu beberapa menit.
Writing
Sesi ini adalah sesi yang paling aku benci wkwk karna aku benar-benar dibuat kewalahan. Aku kebagian soal 2 buah pie charts tentang jumlah ekspor pakaian dari beberapa negara ke USA di writing task 1. Butuh waktu lama buatku menyelesaian writing task 1 ini, bahkan sebelum selesai aku berpindah mengerjakan writing task 2 saking kesusahannya aku dalam menyelesaikan task 1 ini. Untungnya pada task 2 aku kebagian pertanyaan yang tidak begitu sulit yaitu tentang bergesernya sistem pembelajaran menjadi full daring di masa depan. Karna topiknya cukup familiar jadi aku bisa menyelesaikannya dengan cepat dan kembali pada writing task 1. Pada akhirnya aku bisa menyelesaikan sesi writing dengan tercepot-cepot. Jujur aku takut banget nilai writingku anjlok dan jadi mempengaruhi overall band score.
Speaking
Untuk sesi ini dimulai di siang hari jadi aku sempatkan makan siang terlebih dahulu. Lagi-lagi aku hanya makan sari roti tapi untungnya cukup untuk mengganjal perut yang lapar haha. Sekitar pukul 14.30 aku masuk ke ruangan tes dan ternyata tes speakingnya tidak face-to-face dengan examiner namun melalui zoom meeting. Sejujurnya aku sedikit kecewa karna aku berharap bisa berbicara secara langsung dengan examiner. Dan ujian speaking secara online ini menurutku banyak ruginya, entah itu koneksi internet yang tiba-tiba jelek, suara examiner yang bisa saja tidak terdengar jelas, dan juga vibes wawancara yang aku rasa kurang bagus. Tapi ya sudahlah aku tidak bisa protes dan menerima saja keadaan saat itu.
Dan benar saja beberapa kali aku tidak bisa mendengar pertanyaan examiner dengan jelas jadi aku perlu meminta beliau untuk mengulang. Untungnya examinerku sangat baik dan ramah, beliau adalah bapak-bapak dengan aksen British yang cukup kental. Dengerin beliau ngomong aku langsung kangen UK hehehehe.
Setelah sesi speaking berakhir, aku langsung pulang ke rumah dan menunggu hasil dengan deg-deg an karna aku merasa sangat bodoh di sesi writing. Setelah menunggu sekitar 4 hari, hasil IELTS ku sudah bisa dilihat melalui akunku di website British Council. Alhamdulillah nggak jelek-jelek amat dan lebih baik dari hasil tesku di tahun 2021 dulu. Walaupun nilai writingku menurun 0.5 band score, tapi yaa sudah yaa. Dapat segitu mah udah untung. Haha.
Posted in Solok, March 2024